KUMPULAN / CONTOH KULTUM DAN CERAMAH TERBAIK LENGKAP
Di artikel kali ini PANDUAN SEO akan berbagi kepada anda beberapa contoh kultum / ceramah
yang bisa di jadikan refrensi materi kultum anda. Dan artikel ini
sekaligus untuk menyambut bulan suci ramadhan yang akan segera tiba. Dan
saya selaku admin dari panduan seo mengucapkan "SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA" bagi yang menjalankannya. Tapi sebelum ke bahasan utama, sebaiknya anda baca terlebih dahulu yang berikut ini.
Contoh Pembukaan Kultum
Sebelum kita memulai sebuah kultum / ceramah, tentunya kita butuh
kaliamat pembukaan. Jika anda sudah terbiasa berpidato ataupun ceramah
tentu hal ini sangatlah mudah. Tapi bagi anda yang masih pemula atau
sama sekali belum pernah ceramah dan belum tau kalimat pembuka dari
sebuah ceramah, disini saya akan membagikannya dan berikut ini adalah
contohnya.
Contoh # 1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan,
pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari
petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang
siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada
Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat
petunjuk hingga hari kiamat.
Contoh # 2
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ
الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ
اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji hanya milik Allah dengan pujian yang banyak sebagaimana
Allah perintahkan, maka berhentilah dari segala yang Allah larang dan
yang Allah peringatkan. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak
disembah selain Allah Yang Esa dan Perkasa, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah yang menjadi pemimpin bagi semua
manusia, shalawat dan salam Allah atas beliau, atas keluarga, shahabat
dan orang-orang yang setia mengikuti petunjuknya sampai hari kebangkitan
dan hari kembali."
Kultum Tentang Ramadhan
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Sebuah nikmat yang sangat besar adalah kita masih diberi kesempatan
oleh Allah untuk bernafas di bulan Ramadhan ini. Sehingga kita bisa
melaksanakan aktifitas-aktifitas yang bernilai ibadah, khususnya puasa.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Umat Islam di seluruh dunia kembali menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Kalau kita perhatikan, di bulan ini ada tiga terminologi agama
yang sering muncul dibicarakan baik oleh kalangan ulama, ustadz, kyai
dalam pengajian-pengajian, ataupun masyarakat kebanyakan. Ketiga
terminologi itu adalah Al Quran, puasa (shaum) dan taqwa.
Mengapa ketiga terminologi itu sering muncul dalam berbagai kajian
Ramadhan? Tidak bisa dipungkiri bahwa ketiga term ini mempunyai hubungan
yang saling mendukung satu sama lain. Bukankah Al Quran sebagai firman
Tuhan jelas diturunkan pada bulan puasa? Sementara berpuasa diwajibkan
karena ada firman Tuhan dalam Al Quran? Adapun terminologi ketiga “taqwa
atau bertaqwa” adalah esensi dan tujuan utama diwajibkannya kaum
beriman untuk berpuasa, yang oleh Allah disebut pada akhir ayat tentang
perintah berpuasa: “agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa salah satu hikmah dari
puasa Ramadhan adalah dapat mengantarkan umat menuju taqwa. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Baqoroh ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,”
Kata taqwa ( التَقْوَى ) berasal dari Wiqoyah ( الوِقَايَة ) yaitu
kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap sesuatu. Al-Wiqoyah berarti
apa yang menghalangi sesuatu.
Maka, taqwa seorang hamba kepada Robbnya berarti menjadikan
penghalang antara dia dengan apa yang ditakuti dari Robbnya berupa
kemurkaan, kemarahan dan siksaanNya yaitu dengan cara menta’atiNya dan
menjauhi maksiat kepadaNya.
Secara bahasa arab, taqwa berasal dari fi’il ittaqa-yattaqi,
yang artinya berhati-hati, waspada, takut. Bertaqwa dari maksiat
maksudnya waspada dan takut terjerumus dalam maksiat. Secara istilah,
definisi taqwa sebagaimana yang diungkapkan oleh Thalq Bin Habib
Al’Anazi:
العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ
اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ
عَذَابِ اللهِ
“Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah”
“Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah”
Demikianlah sifat orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa
beribadah, bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat
dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah Ta’ala. Demikian juga
orang bertaqwa senantiasa takut mengerjakan hal yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang mengancam dengan
adzab yang mengerikan. Sehingga orang yang bisa melakukan hal tersebut
akan dimuliakan di sisi Allah.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13)
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13)
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Dalam ayat 2-4 Surat al-Baqoroh, Allah menyebutkan tentang cirri-ciri orang yang bertaqwa:
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada
kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat.”
Kalau dikaitkan dengan pengertian taqwa dari ayat tersebut, maka
ciri-ciri orang bertaqwa sebagai essensi berpuasa menurut al-Quran
adalah sebagai berikut:
Pertama, ciri orang bertaqwa adalah orang yang beriman kepada yang ghaib.
Nampaknya Allah memang mendesain puasa sebagai sarana latihan agar
orang-orang yang beriman bertambah kepercayaannya kepada yang ghaib. Dan
pusat keghaiban adalah Allah itu sendiri. Dengan keimanan kepada adanya
Dzat yang ghaib yang Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha
Memperhatikan segala gerak-gerik manusia, seseorang secara tidak
langsung dilatih untuk selalu berbuat baik. Ketika berpuasa, setiap
orang beriman sedang di latih untuk menghadirkan yang ghaib “Tuhan”
dalam segala ruang dan waktu. Bukankah seseorang yang sedang berpuasa
tatkala menyendiri di ruangan kantor, kamar yang terkunci atau tempat
lain yang tidak dilihat orang bisa saja makan, minum dan berpura-pura
bahwa dia sedang berpuasa ketika dihadapan orang banyak. Dengan adanya
kesadaran kehadiran yang ghaib atau Allah dalam diri orang yang
berpuasa, kecenderungan untuk berbuat curang atau berbohong akan
terhindarkan, dan semangat untuk selalu berbuat yang terbaik akan tumbuh
karena ada kontrol sosial yang melekat dalam dirinya.
Kedua, orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu mendirikan shalat.
Karakter taqwa ini pun dalam bulan puasa sedang digembleng oleh Allah.
Di bulan puasa umat Islam bukan hanya dilatih untuk menjalankan shalat
yang sipatnya wajib, bahkan shalat yang sunnah seperti shalat malam (tarawih)
sangat dianjurkan di bulan ini. Harapannya, setelah puasa, fungsi
shalat sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar bisa
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari diluar ramadhan.
Karakteristik ketiga disebut orang bertaqwa adalah orang yang menafkahkan sebagian rizkinya.
Di bulan ramadhan ini, anjuran untuk zakat, infaq dan shadaqah
betul-betul ditekankah. Dengan menggandakan pahala yang berlipat-lipat,
Allah sedang melatih keshalihan sosial seorang Muslim di bulan ramadhan.
Dengan harapan kesadaran sosial menafkahkan harta untuk membantu fakir
miskin terus dijalankan oleh orang Islam diluar ramadhan.
Keempat, disebut orang bertaqwa kalau seseorang mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab suci kepada Muhammad (Al-Quran) dan kitab-kitab
yang turun sebelum Rasul terakhir itu. Nampaknya Allah ingin melatih
orang Islam di bulan ramadhan agar sadar akan adanya tuntunan hidup
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu Al-Quran. Membaca dan
mempelajari al Quran sangat ditekankan di bulan ini. Kepercayaan akan
adanya kitab sebelum rasul Muhammad, juga merupakan kepercayaan kepada
yang ghaib.
Kelima, ciri orang bertaqwa yang disebut Al Quran adalah orang-orang yang mempercayai akan adanya hari akhirat.
Ini berarti semakin menegaskan karakter pertama orang disebut taqwa
yaitu percaya kepada yang ghaib. Bukankah kepercayaan adanya hari
akhirat dan hari pembalasan juga termasuk kepercayaan kepada yang ghaib.
Dengan keyakinan akan adanya hari akhirat, setiap Muslim diharapkan
mempunyai semangat hidup yang optimis untuk selalu berbuat baik, dengan
harapan memperoleh pula kebaikan ketika hidup kembali setelah kematian.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang dimulyakan oleh Allah
Lantas apakah hubungan antara puasa dengan ketaqwaan? Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam
tafsirnya mengatakan, tentang keterkaitan antara puasa dengan
ketaqwaan: “Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena
orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa
dan ketaqwaan:
- Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum jima’ dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk taqwa’
- Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya
- Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi
- Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang yang bertaqwa
- Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
Jamaah sholat tarawih yang dimulyakan Allah
Oleh karena itu, marilah kita di bulan Ramadhan ini berusaha untuk
menggapai ketaqwaan kepada Allah. Karena hanya dengan puasa saja tanpa
ada usaha kita menuju ke ketaqwaan juga tidak akan bisa. misalnya kita
hanya rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah keluar bulan
Ramadhan ibadah kita kembali seperti semula atau bolong-bolong.
Semoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala.
- See more at: http://panduanseoku.blogspot.com/2014/06/kumpulan-contoh-kultum-dan-ceramah-terbaik.html#sthash.OTAabapl.dpufSemoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala.
KUMPULAN / CONTOH KULTUM DAN CERAMAH TERBAIK LENGKAP
Di artikel kali ini PANDUAN SEO akan berbagi kepada anda beberapa contoh kultum / ceramah
yang bisa di jadikan refrensi materi kultum anda. Dan artikel ini
sekaligus untuk menyambut bulan suci ramadhan yang akan segera tiba. Dan
saya selaku admin dari panduan seo mengucapkan "SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA" bagi yang menjalankannya. Tapi sebelum ke bahasan utama, sebaiknya anda baca terlebih dahulu yang berikut ini.
Contoh Pembukaan Kultum
Sebelum kita memulai sebuah kultum / ceramah, tentunya kita butuh
kaliamat pembukaan. Jika anda sudah terbiasa berpidato ataupun ceramah
tentu hal ini sangatlah mudah. Tapi bagi anda yang masih pemula atau
sama sekali belum pernah ceramah dan belum tau kalimat pembuka dari
sebuah ceramah, disini saya akan membagikannya dan berikut ini adalah
contohnya.
Contoh # 1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan,
pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari
petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang
siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada
Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat
petunjuk hingga hari kiamat.
Contoh # 2
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَلْوَاحِدُ
الْقَهَّاُر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ
اْلأَبْرَارِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji hanya milik Allah dengan pujian yang banyak sebagaimana
Allah perintahkan, maka berhentilah dari segala yang Allah larang dan
yang Allah peringatkan. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak
disembah selain Allah Yang Esa dan Perkasa, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah yang menjadi pemimpin bagi semua
manusia, shalawat dan salam Allah atas beliau, atas keluarga, shahabat
dan orang-orang yang setia mengikuti petunjuknya sampai hari kebangkitan
dan hari kembali."
Kultum Tentang Ramadhan
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Sebuah nikmat yang sangat besar adalah kita masih diberi kesempatan
oleh Allah untuk bernafas di bulan Ramadhan ini. Sehingga kita bisa
melaksanakan aktifitas-aktifitas yang bernilai ibadah, khususnya puasa.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Umat Islam di seluruh dunia kembali menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Kalau kita perhatikan, di bulan ini ada tiga terminologi agama
yang sering muncul dibicarakan baik oleh kalangan ulama, ustadz, kyai
dalam pengajian-pengajian, ataupun masyarakat kebanyakan. Ketiga
terminologi itu adalah Al Quran, puasa (shaum) dan taqwa.
Mengapa ketiga terminologi itu sering muncul dalam berbagai kajian
Ramadhan? Tidak bisa dipungkiri bahwa ketiga term ini mempunyai hubungan
yang saling mendukung satu sama lain. Bukankah Al Quran sebagai firman
Tuhan jelas diturunkan pada bulan puasa? Sementara berpuasa diwajibkan
karena ada firman Tuhan dalam Al Quran? Adapun terminologi ketiga “taqwa
atau bertaqwa” adalah esensi dan tujuan utama diwajibkannya kaum
beriman untuk berpuasa, yang oleh Allah disebut pada akhir ayat tentang
perintah berpuasa: “agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa salah satu hikmah dari
puasa Ramadhan adalah dapat mengantarkan umat menuju taqwa. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Baqoroh ayat 183:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,”
Kata taqwa ( التَقْوَى ) berasal dari Wiqoyah ( الوِقَايَة ) yaitu
kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap sesuatu. Al-Wiqoyah berarti
apa yang menghalangi sesuatu.
Maka, taqwa seorang hamba kepada Robbnya berarti menjadikan
penghalang antara dia dengan apa yang ditakuti dari Robbnya berupa
kemurkaan, kemarahan dan siksaanNya yaitu dengan cara menta’atiNya dan
menjauhi maksiat kepadaNya.
Secara bahasa arab, taqwa berasal dari fi’il ittaqa-yattaqi,
yang artinya berhati-hati, waspada, takut. Bertaqwa dari maksiat
maksudnya waspada dan takut terjerumus dalam maksiat. Secara istilah,
definisi taqwa sebagaimana yang diungkapkan oleh Thalq Bin Habib
Al’Anazi:
العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ
اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ
عَذَابِ اللهِ
“Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah”
“Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah”
Demikianlah sifat orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa
beribadah, bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat
dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah Ta’ala. Demikian juga
orang bertaqwa senantiasa takut mengerjakan hal yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang mengancam dengan
adzab yang mengerikan. Sehingga orang yang bisa melakukan hal tersebut
akan dimuliakan di sisi Allah.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13)
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13)
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang berbahagia
Dalam ayat 2-4 Surat al-Baqoroh, Allah menyebutkan tentang cirri-ciri orang yang bertaqwa:
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada
kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat.”
Kalau dikaitkan dengan pengertian taqwa dari ayat tersebut, maka
ciri-ciri orang bertaqwa sebagai essensi berpuasa menurut al-Quran
adalah sebagai berikut:
Pertama, ciri orang bertaqwa adalah orang yang beriman kepada yang ghaib.
Nampaknya Allah memang mendesain puasa sebagai sarana latihan agar
orang-orang yang beriman bertambah kepercayaannya kepada yang ghaib. Dan
pusat keghaiban adalah Allah itu sendiri. Dengan keimanan kepada adanya
Dzat yang ghaib yang Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha
Memperhatikan segala gerak-gerik manusia, seseorang secara tidak
langsung dilatih untuk selalu berbuat baik. Ketika berpuasa, setiap
orang beriman sedang di latih untuk menghadirkan yang ghaib “Tuhan”
dalam segala ruang dan waktu. Bukankah seseorang yang sedang berpuasa
tatkala menyendiri di ruangan kantor, kamar yang terkunci atau tempat
lain yang tidak dilihat orang bisa saja makan, minum dan berpura-pura
bahwa dia sedang berpuasa ketika dihadapan orang banyak. Dengan adanya
kesadaran kehadiran yang ghaib atau Allah dalam diri orang yang
berpuasa, kecenderungan untuk berbuat curang atau berbohong akan
terhindarkan, dan semangat untuk selalu berbuat yang terbaik akan tumbuh
karena ada kontrol sosial yang melekat dalam dirinya.
Kedua, orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu mendirikan shalat.
Karakter taqwa ini pun dalam bulan puasa sedang digembleng oleh Allah.
Di bulan puasa umat Islam bukan hanya dilatih untuk menjalankan shalat
yang sipatnya wajib, bahkan shalat yang sunnah seperti shalat malam (tarawih)
sangat dianjurkan di bulan ini. Harapannya, setelah puasa, fungsi
shalat sebagai pencegah dari perbuatan keji dan munkar bisa
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari diluar ramadhan.
Karakteristik ketiga disebut orang bertaqwa adalah orang yang menafkahkan sebagian rizkinya.
Di bulan ramadhan ini, anjuran untuk zakat, infaq dan shadaqah
betul-betul ditekankah. Dengan menggandakan pahala yang berlipat-lipat,
Allah sedang melatih keshalihan sosial seorang Muslim di bulan ramadhan.
Dengan harapan kesadaran sosial menafkahkan harta untuk membantu fakir
miskin terus dijalankan oleh orang Islam diluar ramadhan.
Keempat, disebut orang bertaqwa kalau seseorang mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab suci kepada Muhammad (Al-Quran) dan kitab-kitab
yang turun sebelum Rasul terakhir itu. Nampaknya Allah ingin melatih
orang Islam di bulan ramadhan agar sadar akan adanya tuntunan hidup
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu Al-Quran. Membaca dan
mempelajari al Quran sangat ditekankan di bulan ini. Kepercayaan akan
adanya kitab sebelum rasul Muhammad, juga merupakan kepercayaan kepada
yang ghaib.
Kelima, ciri orang bertaqwa yang disebut Al Quran adalah orang-orang yang mempercayai akan adanya hari akhirat.
Ini berarti semakin menegaskan karakter pertama orang disebut taqwa
yaitu percaya kepada yang ghaib. Bukankah kepercayaan adanya hari
akhirat dan hari pembalasan juga termasuk kepercayaan kepada yang ghaib.
Dengan keyakinan akan adanya hari akhirat, setiap Muslim diharapkan
mempunyai semangat hidup yang optimis untuk selalu berbuat baik, dengan
harapan memperoleh pula kebaikan ketika hidup kembali setelah kematian.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang dimulyakan oleh Allah
Lantas apakah hubungan antara puasa dengan ketaqwaan? Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam
tafsirnya mengatakan, tentang keterkaitan antara puasa dengan
ketaqwaan: “Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena
orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa
dan ketaqwaan:
- Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum jima’ dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk taqwa’
- Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya
- Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi
- Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang yang bertaqwa
- Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
Jamaah sholat tarawih yang dimulyakan Allah
Oleh karena itu, marilah kita di bulan Ramadhan ini berusaha untuk
menggapai ketaqwaan kepada Allah. Karena hanya dengan puasa saja tanpa
ada usaha kita menuju ke ketaqwaan juga tidak akan bisa. misalnya kita
hanya rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah keluar bulan
Ramadhan ibadah kita kembali seperti semula atau bolong-bolong.
Semoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala.
- See more at: http://panduanseoku.blogspot.com/2014/06/kumpulan-contoh-kultum-dan-ceramah-terbaik.html#sthash.OTAabapl.dpufSemoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala.
0 komentar:
Posting Komentar